JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta Apple merevisi proposal investasinya yang diajukan terkait pembangunan fasilitas manufaktur di Indonesia. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, nilai investasi yang diajukan saat ini belum sesuai dengan ekspektasi pemerintah, khususnya dalam mendukung pengembangan produk Handphone, Komputer Genggam, dan Tablet (HKT).
Agus mengapresiasi langkah Apple yang berkomitmen untuk menginvestasikan US$ 1 miliar (sekitar Rp 16 triliun) dalam pembangunan pabrik AirTag di Batam. Namun, ia menjelaskan bahwa investasi ini tidak terkait langsung dengan produk HKT yang menjadi fokus utama peraturan pemerintah.
"Pabrik AirTag yang akan dibangun di Batam tidak termasuk dalam kategori komponen atau bagian dari HKT. Oleh karena itu, kami meminta Apple untuk mengajukan rencana investasi yang relevan dengan pengembangan produk HKT, seperti membangun fasilitas Research and Development (R&D) di Indonesia," ujar Agus dalam konferensi pers di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Menurut Agus, nilai investasi yang diajukan Apple juga belum memenuhi perhitungan teknokratis yang didasarkan pada keuntungan perusahaan dari penjualan iPhone di Indonesia, yang mencapai sekitar Rp 59 triliun per tahun.
Empat Prinsip Keadilan dalam Investasi
Agus menekankan bahwa Kemenperin berpegang pada empat prinsip keadilan dalam menilai investasi perusahaan global di Indonesia:
- Membandingkan nilai investasi Apple di negara lain.
- Memastikan investasi setara dengan produsen HKT lainnya di Indonesia.
- Memperhatikan kontribusi investasi terhadap nilai tambah dan pendapatan nasional.
- Memastikan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri.
"Kami berharap Apple mempertimbangkan aspek-aspek ini agar investasi mereka memberikan dampak yang signifikan terhadap pengembangan ekosistem industri HKT di Indonesia," tambahnya.
Meskipun demikian, Agus menyambut positif pembangunan pabrik AirTag oleh Luxshare Precision Industry Co. Ltd., mitra Apple asal Tiongkok. Pabrik tersebut diproyeksikan mampu menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja lokal. Selain itu, 65% kebutuhan AirTag Apple di dunia akan diproduksi dari fasilitas ini.
Vice President of Global Policy Apple, Nick Amman, sebelumnya menyatakan bahwa pembangunan tahap pertama pabrik AirTag di Batam akan selesai pada awal 2026. Hal ini diungkapkan dalam pertemuan dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
"Kami mendukung komitmen Apple untuk memperkuat rantai pasok global mereka melalui pembangunan pabrik di Batam. Namun, kami juga berharap Apple dapat memperluas investasinya dengan mendukung pengembangan produk HKT," tutup Agus.
(kkz/kkz)